Explore Filipina [Part 1] : Kota Tua Intramuros Manila
Table of Contents
1. Jakarta - Manila by flight
2. Manila - Puerto Princesa by flight
3. Puerto Princesa - El Nido by bus (Roro bus, cost PHP 380) atau van (cost PHp 500)

Tiket promo Jakarta-Manila-Jakarta yang saya dapatkan sekitar Rp 600.000, berangkat jam 12.30am dari Jakarta dan mendarat di Terminal 3 Ninoy International Airport, Manila pukul 06.00am. Schedule pesawat kami ke Puerto pukul 15.40, jadi kami masih punya waktu sekitar 6 jam untuk explore kota Manila.


Dari EDSA station ke Intramuros, kita harus mengambil LRT line 1 lalu turun di Central station (cost PHP 15), dari sini cukup berjalan kaki ke lokasi Intramuros (kurang lebih 15-20 menit). Tidak ada penunjuk jalan yang jelas jadi bertanya adalah solusinya.
Begitu memasuki kawasan Intramuros ini, kita seakan masuk ke dunia lain dari kota Manila, bangunan-banguan tua disini masih terawat rapi dan hampir semua bangunan masih dipergunakan. Kawasan ini cukup luas, kalau mau explore semuanya bisa hire trycyle (cost sekitar PHP 200-300,negotiable) sekitar 30 menit.

1. Gereja San Agustin (entry fee PHP 100)
Gereja ini merupakan gereja Katolik tertua di Manila yang diakui sebagai salah satu World Heritage Site UNESCO. Sebagai salah satu objek wisata di Intramuros ini, biasanya Gereja ini ramai pengunjung tetapi karena memang bukan holiday season waktu kami kemari suasana Gereja sangat sepi, hanya ada beberapa petugas dan beberapa wisatawan.

Selidik punya selidik ternyata ruangan ini dulu untuk makan biarawan-biarawan namun pada tahun 1932 diubah menjadi mausoleum bagi para biarawan dan keluarga keluarga Filipina. Bagi saya ruangan ini menjadi daya tarik sendiri, karena belum pernah saya menemukan ruangan seperti ini di gereja-gereja yang pernah saya datangi.

2. Manila Cathedral (free entry)
Ruangan misa gereja ini lebih luas dibanding dengan Gereja San Agustin dan kalau menurut saya interior San Agustin lebih indah dibanding Gereja ini.

div class="img-width-640 img-center">

3. Fort Santiago (entry fee PHP 75)
Dari Cathedral kita cukup berjalan kaki saja ke ke Fort Santiago kira kira 20 menit. Komplek benteng ini cukup luas dari gerbang utama kita berjalan sekitar 8-10 menit atau bisa juga naik Kalesa (tapi harganya mahal).

Benteng ini dulunya adalah pusat pertahanan Manila yang dibangun Raja Sulaiman tetapi masih dengan struktur kayu baru pada saat diambil oleh Spanyol, benteng diperkokok dengan batu. Di benteng ini juga salah satu pahlawan Filipina, Jose Rizal, ditahan dan dieksekusi mati. Di benteng ini terdapat juga penjara bawah tanah yang juga digunakan sebagai tempat penyiksanan tahanan.


Dari Rizal Park kami rencana naik taxi ke bandara, tetapi karena takut kejebak macet, kami kembali naik LRT, dari Rizal Park LRT terdekat, United Nation Avenue Station (UN Avenue), jalan kaki kurang lebih 15-20 menit. Sampai di bandara 2 jam sebelum keberangkatan ke Puerto Princessia, perjalanan lebih cepat karena jalanan dari ESDA MRT Station tidak macet.
