Museum, Market dan Temple di Hongkong
Table of Contents

Science Museum, Tsim Sha Shui
Lokasi museum ini berdekatan dengan Museum of History, sehingga bisa mengunjunginya sekaligus. Museum ini lebih banyak dikunjungi keluarga bersama dengan anak mereka, karena di sini lebih seperti tempat eksperimen dengan alat-alat yang berhubungan dengan sains dan teknologi bahkan pengunjung bisa langsung berpartisipasi di berbagai wahana di museum tersebut.


Jade Market, Kansu dan Battery Street (MTR Yau Ma Tei)
Di tempat ini menjual berbagai macam liontin, batu giok, cincin, gelang, ukiran, dan benda berbahan batu lainnya, pasar ini buka dari jam 10.00 sampai dengah sore hari 17.00. Dari MTR stasiun kita tinggal berjalan saja sekitar 10-15 menit untuk sampai ke Jade Market ini. Kita menghabiskan waktu yang cukup lama disini karena kita pecinta accesoris, jade yang dijjual disini pun variatif mulai dari harga yang paling murah sampai yang paling mahal. Bagi yang tidak familiar dengan jade agar hati-hati karena ada juga penjual yang tidak jujur apalagi sejak tempat ini ramai dikunjungi oleh turis, kita juga harus pintar pintar nawar.

Western Market, Des Veoux Road Central (MTR Sheung Wan Station)
Tempat shopping ini merupakan salah satu pusat belanja yang menggunakan bangunan bersejarah peninggalan kolonial Inggris pada jaman dahulu. Masih terlihat unsur-unsur kolonial Inggris yang kental seperti box telepon umum dan patung pasukan kerajaan yang menghiasi pintu masuk. Bangunan ini dulunya difungsikan sebagai museum namun pertengahan kemudian dialih fungsikan menjadi tempat shopping.


Vihara Man Mo, Hollywood street (MTR Sheung Wan Station)
Dari referensi tourism map yang kami dapatkan di airport, rasa ingin tahu membawa kami ke vihara ini. Dengan membawa map kami berjalan dari MTR terdekat, dilihat dari petunjuk yang ada di map sebenarnya lokasinya tidak begitu jauh.
Setelah berjalan sekitar 20 menit, kami tidak bisa menemukan lokasi vihara ini walaupun menurut kami, kami sudah berada di jalan yang benar. Kami berusaha menanyakan informasi kepada orang lokal tetapi sebelum kami bertanyapun, mereka sudah berusaha menghindar, menggelengkan kepala atau melambaikan tangan memberi sign "saya tidak tahu" atau "saya tidak mengerti" atau "saya tidak bisa membantu"? Entahlah, kalau memang karena kesulitan bahasa, kan seharusnya bisa menggunakan bahasa isyarat karena kami jelas-jelas menunjukkan gambar vihara yang kami bawa dan juga map. Hal ini tidak hanya berlangsung sekali, tetapi berkali-kali sehingga saya menyimpulkan orang lokal Hongkong kurang helpful.



Post a Comment