Explore South East Asia [Part 1] : The Creepy Killing Field, Phnom Penh

Table of Contents
Penerbangan Singapore - Phnom Penh memakan waktu kurang lebih 3 jam, pesawat mendarat di bandara Phnom Penh sekitar jam 12 siang. Dengan taxi yang kami ambil dari bandara, biaya $9 (counternya berada di pintu keluar bandara) kami menuju pusat kota, tepatnya ke pool Capitol Bis untuk membeli tiket bis ke Siem Reap. Jarak airport ke kota kurang lebih 30 menit yang bias ditempuh dengan taxi maupun tuk-tuk. Saya sengaja ambil bis sore yaitu, 17.30 agar bias sempat ke Killing Field karena takutnya tidak punya waktu cukup sekembalinya dari Siem Reap.
 
\Awalnya saya ingin mengambil bis langsung Siem Reap - Ho Chi Minh City tetapi saying tidak ada dan katanya juga tidak aman, jadi malam kedua kami akan menginap di Phnom Penh dan subuhnya baru berangkat ke Ho Chi Minh City, kami pun membooking Capitol Guesthouse. Sebenarnya bis operator Capitol ini kurang direkomendasi tetapi jadwal yang paling sore cuma tersedia dari bis ini jadi kami tidak punya pilihan. Bis yang paling direkomendasi oleh traveller adalah Mekong Express, harganya lebih mahal tapi lebih bagus dan nyaman. Killing Field
Masih banyak waktu sebelum jadwal keberangkatan, kami pun mengambil tour 3 jam ke Killing Field , yaitu merupakan tempat dimana para penduduk Cambodia dibunuh secara masal dan brutal pada saat rezim Pol Pot yang berkuasa (Khmer Rouge). Lokasi Killing Field ini berjarak sekitar 30 menit dari kota Phnom Penh, untuk menuju kesini bisa charter tuk-tuk (tarif sekitar $ 10 - $15) atau taxi.
Tugu tempat sisa tengkorak disimpan Killing Field
tengkorak yang disimpan dalam tugu
Dengan membayar uang masuk $6, kita akan mendapatkan map dan juga audio untuk menjelaskan spot spot yang kita kunjungi. Suasana tempat ini sedikit creepy, di beberapa tempat saya merinding saat mendengar penjelasan mengenai tempat tersebut.
Killing Field Phnom Penh
Tempat yang paling membuat saya merinding adalah sebuah pohon yang dulu dipakai untuk membunuh anak bayi dengan memukul kepala anak bayi tersebut ke pohon itu, sungguh mengerikan. Mereka tega membunuh bayi-bayi itu karena mereka tidak ingin bayi-bayi tersebut nantinya akan membalas dendam.
Killing Field Phnom Penh
Killing Field Phnom Penh
Setelah hampir 2 jam menghabiskan waktu disini kami kembali ke pool Capitol bus. Masih ada waktu tersisa  kami berjalan kaki menuju mall terdekat yaitu City Mall, yang merupakan tempat shopping untuk kalangan menengah keatas. Mall-nya tidak begitu besar tetapi lumayan lengkap, banyak restoran fast food dan ada juga supermarket, tetapi barang-barang  yang dijual di supermarket ini dibandroll dengan USD bukan mata uang lokal Cambodia, Riel.
Penjual pinggir jalan Phnom Penh
Di sepanjang perjalanan dekat mall tersebut banyak penjual kaki lima, yang menjual beragam makanan aneh dan unik, dengan bahasa seadanya kami mencoba mengorder buat cemilan di bus. Bus sudah hampir penuh saat kami tiba, hampir 80% penuduk lokal, cuma ada beberapa bule yang duduk di bangku paling belakang sementara kami mendapatkan bangku di depan.
Salah satu jenis transportasi di Phnom Penh, Tuk Tuk
Perjalanan Phonm Penh - Siem Reap ditempuh kurang lebih 6-7 jam dengan kondisi jalan masih belum bagus, bahkan ada yang masih jalan tanah. Kondisi bis tidak begitu bagus, kelihatan sudah tua.Space leg nya tidak begitu lebar, dengan kursi yang tidak kurang empuk mungkin kalau di Indonesia kurang lebih seperti kursi bis kelas ekonomi atau bisnis.

Bis merapat di pool di Siem Reap 23.30, driver tuk tuk langsung datang menhampiri saat kita turun dari bis, lakukan tawar menawar sebelum naik ke tuk-tuk. Kami kebetulan mendapatkan free pick up service dari guesthouse.

Post a Comment