Untuk setiap hal selalu ada yang pertama dan dalam perjalanan ke Manado kali ini banyak sekali hal pertama bagiku, yaitu solo trip (kebanyakan trip yang aku jalani selama ini bersama teman2, walaupun ada solo trip itu biasanya paling cuma 1 hari atau beberapa jam sebelum akhirnya kumpul bersama team yang lain). Couchsurfing juga akan menjadi pengalaman yang pertama, ada rasa was-was dan juga deg-degan, gimana kalau tidak bisa mingle dengan host-nya? Bagaimana kalau begini.....bagaimana kalau begitu? Banyak sekali bagaimananya, tetapi aku menetapkan hati dan memberanikan diri apalagi review yang aku baca mengenai host yang di Manado ini positif semua, jadi trip kali ini excited campur deg-degan.
Aku berangkat ke Manado dengan tiket Garuda dengan harga Rp. 1.350.000 PP, murah sekali bukan? Harga tersebut aku dapatkan GATF tahun kemarin. Seorang teman baik yang sekarang tinggal di Paris berasal dari kota ini dan karena aku juga kenal dengan kedua orangtuanya aku pun mampir ke rumah sekalian menjenguk orangtuanya yang sedang sakit. Karena memang tidak ada transportasi umum ke tempat Rita, aku pun dijemput oleh abangnya. Aku pikir paling yang jemput si abang, eh malah yang dating si Abang, Kakak (istrinya) dan juga Tante (nyokapnya Rita), aku dijemput rombongan. Aku hanya tinggal di rumah Rita beberapa jam, bertukar cerita dengan keluarga disini sebelum akhirnya aku pun harus berpamitan.
Aku sudah sempat menghubungi beberapa orang yang menyewakan kapal ke Bunaken tetapi harganya masih mahal dan sebenarnya aku masih berharap agar ketemu teman sharing kapal di dermaga Calaca. Begitu kami berempat turun dari mobil (ya si abang maksa untuk mengantarkan aku sampai rumah mba Karin), beberapa oarng yang mengaku pemilik kapal (bias juga calo) langsung menyerbu untuk menawarkan kapal dan paket mereka mulai dari Rp. 300.000 jika join dengan yang lain tapi ini cuma pulang pergi, tidak pergi ke spot snorkeling di tengah laut. Atau bias juga menyewa kapal Rp 800.000 dan bias snorkeling ke 2 atau 3 spot, tergantung nego. Aku pun tidak bias membuat keputusan, jadi kami pun pulang dengan mengantongi kartu nama.
Sebenarnya jika mau irit bisa naik publik boat ke Bunaken tetapi setiap hari cuma berangkat jam 1-3 siang dengan biaya Rp. 25.000 dan pulangnya keesokan harinya atau bisa nebeng kapal yang kebetulan pulang ke Manado (kalau beruntung).
Hari ini ada perayaan Cap Go Meh di dekat vihara sehingga jalanan begitu ramai dan macet ditambah cuaca Manado sangat panas mengurungkan niat kita untuk makan di makanan khas Manado, jadilah kami hanya makan di warung makan senemunya saja. Rumah Mba Arin, host Couchsurfing-ku berada di daerah Paniki yang ternyata sangat dekat dengan airport, tidak begitu sulit untuk menemukannya. Selain aku mba Arin juga sedang men-ghost Theresia, couchsurfer dari Austria jadi tiga hari kedepan Theresia akan menjadi roommate-ku. Kegiatan hari ini ngobrol ngobrol santai dirumah dan dinner keluar bersama keluarga Mba Arin dan juga seorang couchsurfer dari Ambon, Ahmad, yang akan datang berkunjung. Mudah-mudahan jadwal kami cocok untuk sewa kapal ke Bunaken, lumayan cost kapalnya bias turun.
Kami makan di salah restaurant Manado (yang maaf, saya lupa namanya). Makanannya enak dan harganya pun tidak mahal. Saya memesan makanan khas disini, yaitu kaya bakwan teri basah (lupa juga namanya). Setelah berdiskusi dengan Ahmad, Theresia dan Mba Arin akhirnya dibuatlah jadwal bahwa kami akan ke Bunaken bareng bareng lusa, jadi besok aku akan explore Tomohon.
Post a Comment