Pantai Ora Ambon, Maldives-nya Indonesia
Table of Contents
Saat ada mobil tanki pertamina yang parkir disamping kapal sekitar pukul 09.45, barulah kami tahu bahwa kapal belum bisa berangkat karena belum cukup bahan bakar. Entahlah kenapa hal ini bias terjadi, tetapi untunglah 15 menit kemudian kapal sudah berangkat dengan kecepatan maksimum karena dalam 1.5 jam kami sudah sampai di pelabuhan Amahai.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 saat mobil yang sudah diatur sebelumnya berangkat dari pelabuhan ke desa Saleman, tetapi mas Rudy, supir kami menyarankan untuk makan terlebih dahulu di Masohi karena perjalanan ke Saleman kurang lebih 2-2.5 jam, jadi kami makan di Julia seafood.

Rumah makan ini sangat ramai dan memang sudah cukup terkenal, kebanyakan travel agent juga membawa tamu mereka makan disini, harga di restauran ini terbilang cukup murah dibangdingkan dengan restauran kami kemarin malam di Ambon, tetapi karena ramai orderan kami datangnya agak lama.

Satu hal yang membuatku takjub selama perjalanan dari pelabuhan Amahai ke Masohi adalah jalan nya yang bagus, diaspal dengan baik dan sangat lebar bahkan jalanan di kota Bandung saja kalah bahkan jalanan ke Saleman pun cukup bagus, hanya sekitar 9km sebelum mencapai desa yang jalannya agak jelek, diaspal kasar bahkan ada bebera area yang berkekiril kerikil belum lagi jalanan yang menanjak dan di beberapa tempat ada bekas longsoran sehingga harus benar benar hati-hati, untunglah mas Rudy sudah sangat hapal dan terbiasa dengan jalanan ini.


Dalam perjalanan ke Saleman kami melewati hutan bekas terbakar di kiri kanan jalan, kabut asap tampak menyelimuti langit, ternyata bencana asap juga terjadi disini walau tidak separah yang ada di Sumatra.
Sekitar pukul 15.30 kami sampai di desa Saleman dan perjalanan dilanjutkan lagi dengan naik speedboat ke Kakatua Sea Bungalow kurang lebih sekitar 15 menit, dari sini Ora Eco Resort bisa ditempuh 10 menit dengan speedboat.

Kakatua Sea Bungalow ini termasuk penginapan baru di Ora Beach, mereka memiliki 2 kamar laut dan 2 kamar darat. Kamarnya sangat bersih (toiletnya juga), harganya juga masih dibawah Ora Eco Resort, sangat recommend.


Saya senang dengan konsep dari bungalow ini, tempat makan dibangun di pinggir pantai berdampingan dengan kamar darat yang bisa dialihfungsikan jadi tempat karaoke atau bersantai malam hari, di tepi pantai dibangun beberapa kursi untuk bermalas malasan, sayangnya kita tidak bisa melihat sunset dari sini. Untuk melihat sunset kita harus ke Ora Eco Resort, tetapi jangat takut, pemilik hotel dengan senang hati akan mengantarkan ke sana tentunya dengan arrangement terlebih dahulu.

Hari sudah sore sehingga aku putuskan untuk menghabiskan sore di sekitar bungalow saja. Mata Air Belanda, salah satu tempat yang wajib dikunjungi di pulau ora ini hanya berjarak 10 menit berjalan kaki santai dari kakatua bungalow jadi kami pun berjalan santai di tepi pantai.
Dulunya mata air ini digunakan orang Belanda untuk mandi dan mata air ini dipercaya bisa membuat awet muda dan tambah cantik. Air di mata air ini sangat dingin. Debit air sedang cukup tinggi sehingga kami tidak bias mengexplore aliran mata air ini. Saat debit air sedang tinggi begini ditambah dengan air laut yang pasang, rasa air mata air ini agak asin karena bercampur dengan air laut. Aliran air ini mengalir langsung ke laut.
