Explore Europe [Part 15] : Negara Kincir Angin, Amsterdam

Table of Contents
Seorang teman local yang saya kenal di dunia maya sudah menunggu kami saat kereta sampai di Amsterdam Central Station. Station ini merupakan pusat transportasi, hampir semua line tram, bis lewat dari dari sini. Selain itu lokasi ini merupakan pusat kota Amsterdam. Hari masih sangat pagi, tetapi sudah terlihat banyak kesibukan di stasiun.

Belum ada hotel yang kami booking kami di Negara ini jadi dia meminta rekomendasi dari turis informasi center yang berada tidak jauh dari stasiun ini, cukup berjalan kaki saja. Selain informasi hotel kita bisa juga mendapatkan map, transportasi dan rekomendasi tempat wisata di sini atau jika ingin sekedar istirahat sebentar juga bias karena tempatnya lumayan besar. Kami pun direkomendasikan hostel yang lumayan murah dan bagus yang lokasinya tidak jauh dari stasiun, cukup berjalan kaki saja.
Amsterdam Kanal
Dam Square Amsterdam
Amsterdam adalah kota yang dikelilingi oleh puluhan kanal yang terawat baik dan sama sekali tidak berbau dan hebatnya lagi walaupun dikelilingi oleh kanal kota ini tidak pernah kebanjiran, mereka malah memanfaatkan kanal ini sebagai salah satu objek wisata dengan menyediakan paket cruise dengan boat mengelilingi kanal. Kota Amsterdam juga sangat terkenal dengan kota yang sangat ramah pada pemakai sepeda. Hampir di setiap ruas jalan dibuatkan jalur sepeda, kita akan sangat sering dengan berpapasan dengan orang orang yang menggunakan sepeda ontel.
Suasana kota Amsterdam
Hal pertama yang kami lakukan setelah check in adalah membooking tiket bis untuk besok malam ke Paris yang berlokasi di pusat kota, tidak jauh dari Dam Square. Dam Square adalah alun alun kota Amsterdam, salah satu tempat yang yang terkenal di Amsterdam sebagai tempat nongrong, atraksi seni atau hanya sekedar makan dan minum dekat restauran seputar alun alun ini. Mungkin karena masih cukup siang, belum terlalu banyak orang yang nongkrong disini. Penampil jalanan pun masih dapat dihitung dengan jari.
Seniman Jalanan di Dam Square Amsterdam
Karena memang sudah saatnya makan siang, kami mencoba makan di sekitar restaurant Dam Square yang sebenarnya lumayan mahal, tetapi sekali kali tidak apalah menikmati makanan mahal. Dari restaurant tempat kami makan, kita masih bisa menikmati tontonan dari para penampil jalanan di Dam Square, para turis yang sibuk perhoto atau hanya sekedar memberi makan burung burung merpati. Di restaurant ini saya mencoba minuman khas Amsterdam (namanya lupa) yang rasanya tidak enak sekali di lidah (menurutku). Baunya seperti bau spiritus, begitu masuk ke tenggorokan rasanya seperti membakar lidah dan tenggorkan seperti minum minuman keras.
Cafe di sekitar Dam Square Amsterdam
Dam Square ini dikelilingi bangunan terkenal seperti museum Madame Tussaud, Istana Royal Palace of Amsterdam dan juga gereja tua Nieuwe Kerk. Di alun alun ini juga terdapat pilar putih National Monument, yang dibangun untuk mengenang mereka yang gugur pada perang dunia ke II. Terdapat juga beberapa kendaraan unik disini, tentunya untuk bisa mencoba nya kita harus membayar.
Kendaraaan unik di sekitar Dam Square
Dari Dam Square kami menuju De Waag (The Weigh House) yang menyerupai kastil yang berada di Nieuwmarket Square, bangunan ini dulunya berfungsi sebagai gerbang kota, tapi sekarang bangunan ini dipakai sebagai tempat cafe-cafe dan restaurant. Kami tidak begitu memperhatikan map saat menuju tempat ini karena kami diguide teman lokal, tetapi perjalanan dari Dam Square tidak begitu jauh, saat menuju tempat ini kita melewati kanal kanal yang bersih dan asri yang ditumbuhi pohon pohon di pinggirannya.

Saat menuju De Waag ini, kami melewati Red Light Street yaitu kawasan prostitusi kota Amsterdam yang dilegalkan oleh pemerintah yang buka setiap jam 5 sore – 4 pagi. Red Light Street ini merupakan salah satu daya tarik kota ini, kami juga rencananya kesana nanti malam.
Icon Amsterdam
Di dekat De Waag ini ada tulisan ‘I Amsterdam’ yang menjadi slogan dan juga ikon kota ini. Tulisan seperti ini bisa ditemukan di 4 lokasi yaitu di depan museum Rijkmuseum di Museum Square, di Amsterdam Museum, di bandara Schiphol dan 1 lagi berpindah pindah dari tempat wisata ke tempat wisata lainnya. Rasanya tidak lengkap ke Amsterdam tanpa melihat kincir angin, jadi kami menuju ke pinggir kota Amsterdam yaitu Molen Van Sloten, dari central station kami naik tram no.2 hingga stasiun terakhir dan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Kota pinggiran Amsterdam Molen Van Stolen
Begitu memasuki Molen Van Stolen ini kami sangat takjub dengan bangunan bangunan rumah yang ada disini, bangunannya sangat unik terbuat dari papan seperti di design untuk rumah rumah musim dingin.

Saya sangat menyukai suasana tempat ini, sangat adem dan asri. Lingkungan di sekitar sangat sepi, terkesan kaya tidak berpenghuni malah. Kincir angin yang di tempat ini sebenarnya sudah tidak dipakai, hanya sebagai ikonis saja dan sepertinya kami kurang beruntung karena pada saat kami datang, kincir ini sedang di renovasi.
Kincir Angin di Molen Van Stolen
Dengan bis yang sama kami kembali ke pusat kota Amsterdam dan langsung menuju menuju red light street yang sudah mulai beroperasi. Pekerja malam tersebut sudah berada di pos masing-masing dengan berpakaian ala kadarnya, sengaja mengundang para lelaki untuk ‘singgah’. Mereka tidak berkeliaran di jalanan sepeti yang kita lihat di tempat lain, tetapi berada didalam ruangan di balik kaca seperti etalase. Jika ada laki laki nakal yang berminat, mereka akan masuk melalui pintu yang disediakan dan nego harga, jika deal maka "etalase" mereka ditutup, pertanda "dagangan" mereka sudah laku buat sementara.

Banyak sekali orang berlalu lalang di lorong lorong ini memuaskan rasa ingin tahu, karena kamu tidak menemukan seperti ini di setiap negara. Kami pun berpindah dari lorong ke lorong untuk memuaskan rasa penasaran kami. Tidak semua para pekerja malam tersebut cantik, ada beberapa yang agak gendut bahkan ada juga yang sudah kelihat berumur, mungkin mereka sudah tidak punya keahlian lain selain hal ini. Jangan takut kalau ingin kesini karena tempat ini sangat aman, polisi polis perpakaian preman menjaga daerah ini tetapi jangan coba coba untuk mengambil photo ke arah wanita wanita tersebut, karena kalau sampai ketahuan bisa-bisa kamera kita yang akan jadi korban.
Area Red Light Street Amsterdam

Post a Comment