Tentang Kisah Perjalanan Bromo dengan Angkutan Umum

Table of Contents
Trip pendek  merangkap reuni kecil kecilan di musim hujan ke Bromo ini diatur  karena kebetulan Rita pulang ke Indonesia. Karena semuanya tidak berada dari kota yang sama, meeting poin pun diatur di Surabaya,  Rita dan Dewes terbang dari Batam, Ida dari Semarang dan aku dari Jakarta akan menyusul ke Probolinggo.

Kereta ekonomi membawaku ke stasiun Pasar Turi Surabaya, waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi. Bis ke Puduraya baru akan beroperasi jam 6 pagi, menunggu di stasiun adalah pilihan yang paling baik. Stasiun tidak begitu ramai, malah dibilang agak sepi mungkin karena bukan long holiday. Stasiun ini baru direnovasi dan tampak sangat bersih. Walau mata tidak mengantuk, aku membaringkan badan di lantai dengan backpack sebagai alas kepala, paling tidak aku meluruskan badan untuk perjalanan pagi hari nanti. Beberapa backpacker dari Jakarta yang akan ke Malang mengambil posisi di sebelahku, lumayanlah jadi tidak benar benar menunggu sendiri di stasiun.

Sekitar jam 6 pagi petugas stasiun mulai "mengusir" orang-orang yang menunggu di stasiun. Rombongan yang menuju Malang tampak langsung keluar dari stasiun, tetapi aku memutuskan untuk membersihkan diri dulu di toilet stasiun. Tidak ada shower sebenarnya di toilet ini, tetapi tidak berarti kita tidak bisa mandi bukan? Aku meninggalkan backpack besarku di kursi dekat toilet dan hanya membawa barang barang penting ke dalam toilet. Bisa dibilang aku terlalu percaya diri bahwa tas backpack tidak bakal hilang, padahal tidak ada orang yang aku kenal untuk menunggui tasku. Aku hanya berharap rombongan ibu-ibu yang sedang menunggui teman mereka masih berada di situ cukup lama dan syukurlah walau ibu ibu itu sudah pergi saat aku selesai, tas backpackku masih berada ditempatnya.

Bromo
Sesuai dengan petunjuk yang aku dapatkan dari internet, aku seharusnya keluar dari stasiun lalu berjalan ke arah kiri stasiun (kurang lebih 15 menit) dan aku bisa menunggu bus ke arah Purabaya di area itu. Iseng-iseng aku memastikan petunjuk tersebut kepada seorang Bapak yang aku temui di stasiun (sepertinya porter). Entah karena kasihan atau takjub aku jalan sendiri, si Bapak itu malah mengantarkan aku ke halte tersebut.  Aku dibawanya berjalan melewati jalur kereta dari dalam stasiun (katanya sih short cut), dalam hati aku bertanya-tanya aku mesti kasi berapa ke Bapak yang baik ini. Sampai di halte aku "menyalami' si Bapak sambil menyelipkan sedikit uang rokok, dia menolak, katanya dia ikhlas apalagi melihat aku jalan sendiri bahkan dia menemani aku sampai bus tersebut datang, duch aku benar-benar tidak enak hati, terima kasih ya Bapak.

Bus yang aku tumpangi sangat penuh, terpaksa 1 jam perjalanan ke Purabaya aku berdiri di lorong bis. Aku sama sekali tidak tahu Purabaya itu dimana dan belum pernah sekalipun ke terminal tersebut, jadi aku meminta kondektur bis untuk menurunkan aku di Purabaya. Terminal Purabaya terbilang sangat rapi, setiap bis yang akan berangkat berada di jalur masing masing dengan tulisan yang sangat jelas, jadi kita tidak bingung.

Menurut schedule,  rombongan Rita yang sedang ke Ijen akan menjemput aku di Probolinggo sekitar jam 2 siang, jadi jika aku berangkat sekarang aku akan sangat kepagian sampai di sana, tidak tahu apakah terminal Probolinggo yang agak kecil itu nyaman buat menunggu, aku memutuskan untuk berangkat sekitar jam 10-an.
Bromo
Setelah perjalanan kurang lebih 2.5 jam, bus tiba di terminal Probolingo sekitar jam 1 siang, hujan masih turun saat aku turun dari bus. Untungnya di terminal ini ada beberapa warung yang tempatnya lumayan untuk menunggu dan sekalian mengisi perut yang kosong. Sudah lewat jam 2 siang saat aku berusaha menghubungi mereka, tetapi semuanya out off service, agak khawatir juga karena cuaca yang kurang bagus. Aku menelepon si guide dan untunglah tersambung, tetapi ia bilang teman-temanku tidak bersama dengannya karena mereka tidak bertemu. Waduh aku jadi bingung, aku berharap mereka baik-baik saja dan hanya belum bisa dihubungi karena cuaca yang jelek.

Tidak enak kelamaan duduk di warung ini, aku bertanya kepada pelayannya dimana aku harus mengambil bus/angkot jika aku ingin naik ke arah Cemoro Lawang, eh malah kokoh yang punya datang dan duduk di depanku dan menginformasikan kalau biasanya ada Elf tetapi cuma beroperasi dari jam 8 - 14.00. Dan si kokoh pun meluncurkan banyak pertanyaan, "kamu jalan sendiri dari Jakarta?' "kok kamu berani ya?" "kamu sudah nikah", mungkin dia merasa aneh dan takjub melihat aku jalan sendiri dari Jakarta. Dewes akhirnya menghubungiku dan menginformasikan kalau mereka  baru turun dan sudah dalam perjalanan untuk menjemputku dan menurut sih Kokoh itu sekitar 2 jam lagi jadi sebaiknya aku menunggu disini. Jadilah aku menunggu disini sambil mendengarkan si Kokoh mulai cerita dari istrinya, anaknya, mertuanya sampai pembicaraan berganti topik menjadi politik.

Agak sore pelanggan si Kokoh sudah mulai banyak dan ia pun meninggalkanku sendirian, tetapi menyarankan aku untuk mandi dulu, daripada mandi di atas, udara akan sangat dingin. Malah mau meminta  mbaknya untuk memasakkan air hangat untukku. Aduuuuuh, kau baik sangat Kokoh tapi terpaksa aku tolak karena aku malas. Aku pun berpamitan ke Kokoh saat Rita dan Ida datang menjemput.
Kau tahu, hal hal seperti inilah yang aku rindukan dalam sebuah perjalanan.

Info ke Bromo naik angkutan umum :
  1. 1. Jika dari Surabaya naik bis dari terminal Purabaya (terminal Arjosari kalau dari Malang) menuju terminal Bayu Angga Probolinggo. Lama perjalanan sekitar 2.5 - 3 jam, ongkos sekitar Rp.10.000 - Rp 35.000 tergantung jenis bus yang diambil
  2. 2. Dari terminal Bayu Angga Probolinggo ini mobil elf yang menuju desa Cemoro Lawang, di desa ini kita bisa menginap dan menyewa homestay, jeep juga bisa diatur untuk menjemput dari desa ini untuk melihat sunrise dan tour Bromo besoknya. Mobil Elf ini hanya beroperasi dari jam 8 - 14, berangkat ke Cemoro Lawang saat sudah penuh. Jadi siap siap aja ngetem kalau mobil belum penuh, sekitar 10 -12 orang dengan ongkos sekitar Rp 25.000 - Rp. 35.000

    2 comments

    Comment Author Avatar
    August 15, 2016 at 10:42 AM Delete
    pernah ke Malang tapi gak ke Bromo karena gak tau gimana cara ke sana kalo cuma berdua dan gak ikut tur soalnya mahal, nanti mo coba ah ke Bromo kalo ada kesempatan
    Comment Author Avatar
    natalenaputri
    August 15, 2016 at 12:50 PM Delete
    Aku juga baru kali itu mba, itu pun tidak sukses sampe Cemoro Lawang naik Elf, tapi at least besok besok udah bias jalan sendiri. Di Bromo yang mahal sekarang sewa jeep nya euy.