Hidden Paradise Iboih dan Pulau Rubiah
Table of Contents
Menikmati udara segar dan pemandangan laut dari balkon di depan kamar sambil duduk malas-malasan di kursi dan hammock-an adalah kegiatan pagi ini. Rasa letih dari perjalanan hari kemarin sudah hilang. Harga homestay yang kita bayarkan tidak termasuk sarapan pagi, warung pun lumayan jauh, untung ada roti penganjal perut sementara. Hari ini kita akan nyebrang ke Pulau Rubiah dan snorkling disana. Sebenarnya di area Teupin Layeu juga bisa snorkling tapi spot di Rubiah lebih bagus, di Iboih sendiri spot yang paling bagus itu berada di dekat hostel Yulia.

Di sekitar Teupin Layeu banyak penjual sarapan pagi (nasi gurih), harganya pun murah meriah. Disepanjang pantai juga terdapat beberapa lokasi penyewaan alat snorkel dengan sewa Rp. 40.000 (alat snorkel + fin). Sementara untuk harga kapal sendiri sudah fix yang terorganisasi oleh koperasi dengan harga Rp. 100.000 - Rp. 500.000 tergantung jenis kapalnya. Mereka juga menjual beberapa paket snorkeling dengan durasi yang berbeda - beda dan juga paket diving. Untuk paket snorkel di sekitar Pulau Rubiah mereka menawarkan Rp. 1.000.000 untuk 4 spot maximal perserta 10 orang.

Sempat mencoba keberungtungan mengajak beberapa orang anggota rombongan genk vespa untuk sharing paket ini tetapi sayangnya mereka kurang tertarik dan kami pun cuma menyewa kapal antar jemput saja Rp.100.000 (kapalnya kapal kayu bukan speedboat). Ada baiknya ditanyakan dulu ke pihak homestay untuk paket-paket snorkeling maupun sewa kapal karena harganya bisa saja lebih murah.

Kapal belum bergerak begitu jauh dari pantai tetapi kami sudah terpesona dengan kejernihan air lautnya, kita bias menyaksikan ikan ikan berwarna warni berenang di bawah laut dan cuaca pun sangat cerah. Related Article : Tempat Wisata Sabang

Tidak sampai 20 menit kami sudah sampai di pulau Rubiah, hanya ada beberapa kapal yang bersandar di tepi pantai. Sepanjang perjalanan tidak henti hentinya kita berdecak kagum dengan pemandangan yang tersaji didepan mata, langit biru dihiasi awan putih, air laut berwarna biru kehijauan ditambah warna hijaunya pepohonan, sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Tidak perlu kuatir kelaparan di Rubiah ini karena terdapat beberapa warung disini yang menjual minuman dan makanan ringan dan juga goreng pisang yang manis dan enak banget. Kalau ke Rubiah harus coba goreng pisang ini
Pantainya masih begitu sepi, hanya ada beberapa rombongan dalam jumlah kecil jadi kita seperti punya pantai sendiri. Tidak banyak terumbu karang disini sepertinya mati saat Tsunami terjadi, tetapi kita bisa melihat banyak karang karang yang mulai "tumbuh" dengan warna yang berbeda beda. Kalau untuk ikan jangan ditanya, banyak sekali. Bahkan di pinggir pantai saja kita sudah bisa menyaksikan rombongan ikan warna-warni, tidak perlu snorkel. Bahkan dengan posisi kita berdiri saja di atas air kita bias melihat ikan ikan tersebut berenang dibawah laut karena airnya sejernih kristal.

Di sisi lain pulau ini ada villa yang disewakan, pantai disini lebih sepi. Untuk menuju kesini kita cukup mengikuti jalan setapak yang ada (sekitar 15 menit), sisi pantai yang ini terdapat banyak batu batu kasar dan pantainya didominasi dengan pasir kasar. Arusnya disini cukup kencang bila dibandingkan dengan sisi yang satu lagi, terumbu karangnya lebih banyak tetapi tidak sejernih sisi yang lain. Di tempat ini ketemu genk vesva lagi, jadilah kita photo bareng bareng.

Sebelum pulang kami kami meminta si bapak kapal untuk mengelilingi pulau Rubiah dengan memberi tambahan Rp. 50.000. Penasaran dengan spot di Teupin Layeu, kami melanjutkan snorkling disini, viewnya lumayan bagus, banyak ikan dan terumbu karang juga tetapi banyak bulu babinya, khususnya kalau sedang surut, seperti melihat hamparan bulu babi dan seolah-olah begitu dekat dengan kulit, sedikit menyeramkan buat saya. Hari ini kami tutup dengan makan malam ikan bakar di Iboih dan besok akan melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh.
