Pendakian Gunung Semeru (Part 2: Catatan Perjalanan Gunung Semeru)
Table of Contents

Kami sudah agak molor sehingga untuk mengemat waktu, kami sewa ojek dari rumah bapak guide sampai batas pendakian gunung ayek ayek. Jalur gunung ayek-ayek ini merupakan jalur pintas yang biasanya dipakai pendaki lokal, jalurnya lebih ekstrim, curam dan mostly menanjak tetapi bisa “irit” waktu sekitar 2 jam.

Setelah melalui medan terjal yang rasanya tidak ada habis-habisnya (kurang lebih 1 jam), jalur mulai menurun dan kita harus menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit. Kita tiba di tempat yang agak datar, celah antara pertemuan dua gunung, tetapi tebing terjal yang harus kita turuni terlihat agak sedikit menyeramkan, sangat ekstrim, kemiringan sekitar 60° tetapi sedikit berkelok kelok, untunglah hanya sekitar 15 menit dan dilanjutnya dengan turunan terjal yang menurutku tidak begitu ekstrim.

Setelah menuruni tebing terjal sekitar 30 menit, kita sampai di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik, kalo kata teman saya “tempat video klip”. Kita sampai disini sekitar jam 17.30 tetapi cuaca sudah mulai gelap sehingga pemandangan tidak begitu bisa kami nikmati.Setelah makan malam dan berbincang-bincang sejenak dengan yang lain, waktunya untuk beristirahat karena besok perjalanan masih panjang.

Kami bangun jam 5 pagi untuk melihat sunrise tapi sepertinya sang mentari malu malu untuk muncul sehingga yang kelihatan hanyalah semburan warna jingga di langit. Team yang akan pulang hari ini telah berangkat ke Tanjakan Cinta dan Oro Oro Ombo, padang “Lavender” sementara kami menghabiskan pagi di sekitar Ranu Kumbolo dan berangkat ke Pangonan Cilik sekitar jam 6 pagi untuk berexist ria.


Sekitar jam 10 pagi team Rakum bersiap kembali ke Ranu Pani untuk meneruskan perjalanan ke Bromo dan kembali ke Jakarta sedangkan kami berenam bersiap siap juga untuk meneruskan perjalanan ke Kalimati.Tepat dibelakang area camp Ranu Kumbolo adalah Tanjakan Cinta dan menurut mitos jika kita melalui tanjakan cinta ini dengan memikirkan orang yang kita suka maka akan berakhir happy ending, so lets give it try.

Dari puncak Tanjakan Cinta, kita bisa melihat pemandangan Ranu Kumbolo dan hanya berjarak 15 menit dari sini padang “Lavender” (Oro Oro Ombo) menunggu kita didepan. Untuk menuju post selanjutnya (Cemoro Kandang) kita bisa melewati tengah padang ini atau bisa juga dari atas bukit bukit diatasnya.


Cemoro Kandang berjarak sekitar 30 menit dari sini, kadang kadang ada warga yang berjualan nasi kucing, gorengan dan minuman tapi jangan berharap terlalu banyak, sebaiknya makanan dan minuman dipersiapkan dari Rakum. Cemoro Kandang. Dari sini kita melanjutkan pendakian ke Kalimati, jalur pendakian sudah mulai menanjak, perjalanan sekitar 2 jam untuk sampai di Kalimati. Spot perhentian terakhir sebelum Kalimati adalah Jambangan, dari ini kita bisa melihat puncak Semeru dengan sangat jelas bahkan jalur pendakiannya.


Kami sampai di Kalimati sekitar jam 3 sore, sudah banyak tenda yang berdiri tetapi space buat bangun tenda masih sangat luas. Lokasi tenda kami berada tidak jauh dari bangunan permanen dari tembok yang berupa ruangan yang sering digunakan porter buat tidur, dibaah pohon pohon sebagai shelter. Sumber mata air lumayan jauh tapi kita sempat juga kesana sekalian bersih bersih, dari mata air yang berada di dinding tebing di buat seperti pancuran kecil. Airnya segar banget (bisa langsung diminum) tetapi dinginnya minta ampun, saat airnya membasahi kulit kepala rasanya sakit saking dinginnya. Setelah makan malam kami langsung masuk tenda untuk istirahat, agar dini hari nanti kita fit buat naik tetapi udara mendadak sangat dingin, salonpas, minyak kayu putih dan lapisan kaos kaki dan jaket sepertinya tidak berfungsi. Kami bertiga tidak bisa memejamkan mata sama sekali, padahal kami butuh fisik yang bagus untuk summit Mahameru.

beruntung yang sudah pernah kesana ya ...