Menghabiskan waktu 6 Jam di Banda Aceh
Table of Contents
Arsitekstur museum ini sangat bagus, ruangan-ruangan di dalamnya disusun sedemikian rupa menyajikan pemandangan sebelum, saat dan sesudah Tsunami dan ruangan yang paling memukau ku adalah ruangan sumur doa (Chamber of Blessing).

Ruangan berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya, ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan massal tsunami dan pengunjung yang memasuki ruanga ini dianjurkan untuk mendoakan para korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Dari sini kami melanjutkan ke mesjid Baiturrahman, untuk bisa masuk area ini kita harus menggunakan pakaian muslimah, jadi bagi beberapa teman yang masih menggunakan celana pendek sibuk mengganti kustom dibalik mobil. Related Article : Hidden Paradise Pulau Weh

Bangunan mesjidnya cukup megah dengan kubah kubah kental bernuasa adat aceh yang memiliki taman yang sangat luas yang didominasi dengan warna putih. Persinggahan terakhir sebelum ke airport adalah tempat minum kopi Gayo yang kata lumayan terkenal dan enak, warkop Solong.

Kopi ini adalah minuman terakhir yang kita nikmati di kota ini, pesawat akan membawa terbang kami ke Kuala Lumpur untuk melanjutkan penerbangan Kuala Lumpur Jakarta. Holiday is over, lets back to reality.

Post a Comment